B. Indonesia

Pertanyaan

Contoh cerita Anekdot?

2 Jawaban

  • Gara-gara Takut Istri
    Di suatu hari yang sedikit mendung, tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh seperti bekas terbakar.
    Lalu lelaki kekar itu masuk ke ruang dokter.
    Dokter: “Apa yang bisa saya bantu, pak?”
    Kekar: “Ini telinga saya, dok.”
    Dokter: “Kenapa telinganya, pak? Bisa dijelaskan?”
    Kekar: “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi kemarin itu istri saya sedang ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju. Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu dari istri saya … saya spontan menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”
    Dokter: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus telinga kiri bapak kenapa?”
    Kekar: “Itu dia, dok. Telpon yang pertama gak jadi keangkat karena saya jejeritan. Eh, ada yang nelpon lagi. Jadi dua-duanya kena.”
    Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
    Struktur Teks Anekdot Lucu Gara-gara Takut Istri
    Abstraksi: Di suatu hari yang sedikit mendung
    Orientasi: Tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh seperti bekas terbakar
    Krisis: Keluhan laki-laki kekar, “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi kemarin itu istri saya sedang ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju. Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu dari istri saya … saya spontan menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”
    Reaksi: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus telinga kiri bapak kenapa?”
    Koda: Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
    ⸽⸽f⸽⸽e⸽⸽r⸽⸽s⸽⸽9⸽⸽9⸽⸽
  • Seorang Sufi
    Seaeorang yang dianggap sudah mati diusung oleh teman-temannya ke kuburan. Ketika peti sudah hampir dimasukkan dalam liang lahat, irang tua itu tiba-tiba hidup kembali dan mulai memukul tutup peti.
    Peti dibuka. Orang itu bangkit. "Apa yang kalian lakukan ?" katanya kepada orang banyak yang berkumpul di sekelilingnya . " aku ini hidup. Aku tidak mati."
    Kata-katanya ditanggapi dengan suasana diam penuh keheranan. Akhirnya salah seorang pelayat berkata. "Saudara, para dokter bersama dengan suasana para imam memyatakan bahwa engkau sudah mati. Orang- orang sepandai itu tidak mungkin salah."
    Maka tutup peti disekrup lagi dan dia dimakamkan sebagaimana mestinya.

    Semoga bisa membantu yaa

Pertanyaan Lainnya