B. Indonesia

Pertanyaan

buatlah satu bait pantun , ubah pantun tersebut menjadi sebuah prosa 1 paragraph saja

1 Jawaban

  • HAMPA

    Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak.
    Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
    Sampai ke puncak. Sepi memagut,
    Tak satu kuasa melepas-renggut
    Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.
    Tambah ini menanti jadi mencekik
    Memberat-mencekung punda
    Sampai binasa segala. Belum apa-apa
    Udara bertuba. Setan bertempik
    Ini sepi terus ada. Dan menanti.
    Dengan teknik parafrase, puisi ini kita tambah beberapa
    kata agar lebih mudah dipahami.


    Bentuk parafrase puisi :


    HAMPA

    (keadaan amat) Sepi di luar (sana).
    (Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.
    Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana).
    (pohonan itu) Tak bergerak
    Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku),
    Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nya
    dariku)
    Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi).
    (menanti dalam) Sepi.
    (di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi
    mencekik (malah)
    Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)
    Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa
    (bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik
    (sorak)
    Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada.
    Dan (aku masih tetap) menanti.


    Teknik parafrase ini hanya diperlukan bagi puisi-puisi yang sangat minim kata-katanya. Bila suatu puisi telah tersusun kata-kata yg mudah dipahami, maka tidak diperlukan lagi membuat
    parafrase.


    terima kasih ^_^

Pertanyaan Lainnya