Sejarah

Pertanyaan

Coba jelaskan bagaimana peran pergerakan perempuan dalam perjuangan mencapai persatuan dan pembebasan indonesia dari penjajahan!

1 Jawaban

  • Kelas: IX
    Mata Pelajaran: Sejarah 
    Materi: Pergerakan Nasional
    Kata Kunci:
    Peran Pergerakan Perempuan

     

    Jawaban pendek:

     

    Peran pergerakan perempuan dalam perjuangan mencapai persatuan dan pembebasan indonesia dari penjajahan adalah dengan:

     

    1.    Menigkatkan kesetaraan dan harkat perempuan

    2.    Membangun semangat kebangsaan atau nasionalisme di kalangan perempuan

    3.    Menyatukan dan meningkatkan kerjasama dari perempuan dari berbagai latar berlakang suku dan agama

     

    Jawaban panjang:

     

    Seiring dengan masa Kebangkitan Nasional, organisasi pergerakan berdiri, dimulai dari Poetri Mardika yang didirikan tahun 1912. Organisasi perempuan lainya adalah Aisyah,”  sayap perempuan dalam gerakan Muhammadiyah yang terbentuk pada tahun 1917

     

    Organisasi ini berjuang meningkatkan harkan perempuan yang pada masa itu sangat memprihatinkan. Kaum perempuan pada masa sebelum kemerdekaan dikekang dengan berbagai tradisi, seperti kawin paksa, perkawinan dengan lelaki yang umurnya jauh berbeda, serta diskriminasi seperti sulitnya kaum perempuan mendapatkan pendidikan.

     

    Para pejuang perempuan seperti Kartini, Rasuna Said, Maria Walanda Maramis dan Dewi Sartika berupaya untuk meningkatkan pendidikan dengan membuka sekolah-sekolah perempuan dan menulis tulisan yang mengajak untuk meninggalkan budaya yang mengekang perempuan.

     

    Organisasi pergerakan perempuan juga mempelopori pergerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Pergerakan ini ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia nasional pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan Desember 1928.

                                               

    Sekitar 30 organisasi perempuan Indonesia ikut serta, dan dalam kongres ini dibentuk pula Persatoean Perempoean Indonesia (PPI), yang kemudian diubah menjadi Perikatan Perhimpoenan Istri Indonesia (PPII).

                     

    Kongres Perempuan nasional berikutnya diadakan di Jakarta (1935), Bandung (1938), dan Semarang (1941), dalam mana perjuangan nasional berangsur-angsur semakin menonjol. Dalam kongres 1935 terbentuklah Kongres Perempuan Indonesia (KPI), dan dengan demikian PPII dibubarkan.

     

     

     

     

      

Pertanyaan Lainnya